Friday, February 20, 2009

Perangkap Tikus

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah
berbelanja.
Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur
memperhatikan
dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa
lagi yang dibawa
mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah
Perangkap Tikus.
Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju
kandang dan
berteriak " Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah
sekarang ada
perangkap tikus...."

Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkat
tikus"

Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih,
tapi itu tidak
berpengaruh terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil
berteriak.

Sang Kambing pun berkata " Aku turut ber
simpati...tapi tidak ada yang
bisa aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. "
Maafkan aku. Tapi
perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sng ular berkata
"Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai
aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah
mengetahui kalau ia
akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras
perangkap
tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika
melihat
perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut
ular yang
terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri
pemilik
rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa
tersebut, sang
istri tidak sempat diselamatkan.

Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan
kemudian istrinya
sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya
tetap demam.

Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita
semua tau,
sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)
Suaminya dengan
segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang
teman
menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih
kambingnya
untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal
dunia.

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga
sang Petani
harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang
yang melayat.

Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan.
Beberapa hari
kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak
digunakan lagi.

Ketika Anda mendengar seseorang dalam kesulitan dan mengira itu bukan urusan anda... Pikirkan sekali lagi.